Jakarta, 8 April 2025 — Data terbaru yang disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memunculkan keprihatinan mendalam: sebanyak 440 ribu anak di Indonesia telah terpapar praktik judi online. Yang lebih mengkhawatirkan, 2 persen dari jumlah tersebut merupakan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
“Ini bukan sekadar angka. Ini adalah anak-anak kita yang belum cukup umur, tapi sudah berada di ruang digital yang salah,” kata Meutya dalam Festival Internet Aman untuk Anak yang digelar di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (26/2).
Menurut Meutya, fenomena ini banyak terjadi secara tidak langsung. Anak-anak kerap kali hanya mengakses game atau hiburan digital biasa, namun terjebak dalam algoritma yang kemudian menampilkan iklan atau link ke situs-situs judi.
“Beberapa orang tua bahkan mengaku anaknya sedang bermain game biasa, tapi tiba-tiba muncul pop-up atau link yang mengarah ke judi online. Ini jadi catatan serius bagi kita semua,” lanjutnya.
Konten Negatif Mengintai dari Balik Layar
Tak hanya judi online, Meutya juga mengungkapkan bahwa anak-anak menjadi target konten digital yang tidak pantas, seperti kekerasan dan eksploitasi seksual. Menurutnya, penyebaran konten negatif ini sering terjadi secara terselubung, dan menjangkau anak-anak yang sedang menjelajah internet tanpa pengawasan.
Ia menegaskan pentingnya peran orang tua, guru, dan seluruh elemen masyarakat dalam melakukan pendampingan serta edukasi kepada anak-anak tentang bahaya dunia maya.
“Internet bisa menjadi ruang belajar yang luar biasa, tapi juga bisa berubah menjadi ruang yang sangat berbahaya jika anak-anak dibiarkan sendirian tanpa kontrol,” ujarnya.
Pentingnya Edukasi dan Ruang Aman Digital
Kondisi ini memicu dorongan bagi pemerintah dan masyarakat untuk membangun sistem perlindungan digital yang lebih kuat, termasuk membatasi akses anak-anak terhadap situs-situs yang tidak layak.
Namun demikian, di sisi lain, dunia judi online juga menjadi pilihan hiburan bagi sebagian kalangan dewasa. Oleh karena itu, penting bagi para pemain untuk memilih platform yang bertanggung jawab dan aman, yang secara tegas melarang keterlibatan anak di bawah umur.
MITOTO Salah satu contoh platform yang dikenal memiliki komitmen terhadap permainan yang sehat dan aman di Mitoto. Mitoto tidak hanya mengedepankan sistem keamanan dan transparansi dalam permainan, tetapi juga secara aktif menerapkan sistem verifikasi usia untuk memastikan hanya pengguna dewasa yang dapat mengakses layanan mereka.
Main Aman, Main Bertanggung Jawab
Judi online hanya diperuntukkan bagi kalangan dewasa yang paham risiko dan mampu mengontrol diri. Oleh sebab itu, keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ini harus dicegah sejak awal.
Bagi para pemain dewasa yang ingin menikmati permainan secara aman dan bertanggung jawab, Mitoto menjadi salah satu platform yang direkomendasikan karena memiliki etika operasional yang ketat serta menjaga privasi dan keamanan penggunanya.
Di tengah derasnya arus digital, semua pihak diminta untuk ambil bagian dalam menjaga ruang maya tetap aman dan sehat, terutama bagi anak-anak yang masih rentan terhadap pengaruh negatif.
“Kalau kita tidak bertindak sekarang, generasi muda bisa kehilangan masa depan hanya karena kelalaian kita hari ini,” tutup Meutya.