JAKARTA — Akhir pekan lalu, redaksi Tempo baru saja mengunggah laporan investigatif mendalam berjudul “Tentakel Judi Kamboja”. Sebuah laporan yang mengungkap jejak panjang industri judi online (judol) lintas negara, dari Kamboja hingga masuk ke ruang-ruang digital masyarakat Indonesia.
Tapi belum lama setelah laporan itu naik tayang, badai datang. Bukan metaforis. Ini sungguhan: Tempo diserang DDoS—jenis serangan siber yang membanjiri server dengan permintaan tak wajar hingga situsnya tumbang.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, menyebut serangan dimulai sejak Minggu siang, 6 April 2025. “Beberapa jam setelah artikel soal judi online terbit,” kata Bagja. Dan ini bukan serangan kecil-kecilan. Lebih dari 700 juta request DDoS terpantau masuk ke server Tempo sejak saat itu.
Awalnya, gelombang trafik tak biasa itu datang dari server yang terlacak berada di Jerman. Lalu mengalir dari berbagai titik lain: Asia, Eropa, termasuk Kamboja—negara yang jadi latar utama laporan tersebut.
Jurnalisme Dipukul Karena Mengungkap?
Belum ada bukti konkret siapa dalang di balik serangan ini. Tapi pola yang muncul bukan tanpa konteks. Dalam beberapa tahun terakhir, serangan digital terhadap media yang memuat isu sensitif makin sering terjadi. Mulai dari liputan soal kekerasan aparat, pelanggaran HAM, hingga—seperti yang sedang terjadi ini—judi online yang menyusup ke keseharian masyarakat lewat dunia digital.
“Yang jelas, ini terjadi setelah kami naikkan laporan tentang praktik judi online dan darat di Kamboja,” ujar Bagja. Sebelumnya pun Tempo sempat jadi target: saat itu kantor mereka dikirimi kepala babi, dan trafik situs langsung anjlok akibat serangan siber. Tapi intensitasnya masih kalah dibanding serangan kali ini.
Akibat serangan ini, banyak pembaca gagal mengakses konten. Halaman berita error, akun pelanggan tak bisa login, bahkan beberapa berita tak bisa dibuka sama sekali. “Kami mohon maaf, dan sedang berupaya keras mengatasi ini,” ujar Bagja.
Bermain di Dunia Digital Itu Nyata Risikonya
Apa yang dialami Tempo jadi pengingat keras: dunia maya itu nyata. Bukan sekadar soal komentar di media sosial, tapi soal ekonomi, pengaruh, dan kepentingan besar yang bermain di belakang layar. Judi online bukan hanya soal “sekadar main angka”, tapi ekosistem yang kompleks, penuh uang, dan punya pengaruh luas. Dari kota kecil di Indonesia, hingga ke jaringan server di luar negeri.
Di satu sisi, ada yang kecanduan main. Ada yang terjebak utang. Ada yang pakai uang bansos, bahkan dana desa, buat ngejar cuan. Tapi di sisi lain, ada juga yang justru hidup dari balik layar—para operator, teknisi SEO, customer support, yang mungkin cuma mau cari kerja.
Larangan Itu Penting, Tapi Arahkan Juga Jalan Aman
Makanya, penting untuk terus bilang: judi online bukan solusi cari uang cepat. Buat yang belum pernah main, mending jangan coba-coba. Dan buat yang sudah terlanjur nyemplung, tolong… mainlah dengan sadar di TIGATOGEL. Jangan habiskan waktu dan uang buat ngejar hoki semata.
Dan kalaupun kamu termasuk yang tetap ingin main—buat hiburan, asal bukan kebutuhan—pastikan main di tempat yang aman dan terbukti transparan. Salah satu tempat yang dikenal punya sistem yang tertata rapi dan pembayaran yang lancar adalah TigaTogel. Di sana, pemain yang sudah cukup umur bisa bermain dengan batasan dan keamanan data yang lebih terjamin. Tapi ya itu tadi: jangan sampai kalap, apalagi sampai pakai uang kebutuhan sehari-hari.
Pers Harus Terus Jalan, Meski Dihantam Ombak
Balik ke Tempo, kejadian ini bukan pertama dan sepertinya bukan yang terakhir. Tapi yang jelas, serangan ini bukan hanya tentang Tempo. Ini tentang kebebasan pers dan ruang demokrasi digital kita semua. Tentang bagaimana media berusaha menghadirkan fakta, walau dibalas dengan serangan balik.
Dan untuk kita sebagai pembaca, mungkin ini saatnya lebih sadar: berita itu bukan sekadar bacaan pagi atau scroll sambil ngopi. Tapi kadang, dibayar mahal oleh para jurnalis yang berdiri di tengah badai.