JAKARTA, iNews.id – Indonesia tengah menghadapi situasi darurat terkait penyebaran judi online. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyampaikan kekhawatiran mendalam atas maraknya praktik perjudian digital yang kini bahkan telah menyasar anak-anak di bawah umur.
Menurut Budi, tren judi online tidak hanya menyebar luas dengan cepat, tetapi juga dilakukan secara terang-terangan oleh pelakunya. “Sekarang promosi mereka sudah tidak ragu lagi, tampil di media sosial tanpa tedeng aling-aling. Bahkan banyak yang menyasar pengguna usia muda dan anak-anak,” ujarnya dalam pernyataan resmi beberapa waktu lalu.
Lebih dari 800.000 Situs Sudah Diblokir
Kementerian Kominfo mencatat, sejak awal 2023 hingga pertengahan tahun tersebut, sudah lebih dari 800 ribu situs judi online berhasil diblokir. Meskipun angka ini terbilang tinggi, tantangan tetap ada. Situs-situs baru terus bermunculan, menggunakan berbagai cara untuk mengelabui sistem, mulai dari nama domain yang samar hingga menyamar sebagai aplikasi gim biasa.
Pemantauan dilakukan selama 24 jam penuh oleh tim Kominfo. Namun menurut Budi, perlawanan terhadap praktik ilegal ini membutuhkan keterlibatan seluruh pihak—baik pemerintah, masyarakat, maupun platform digital itu sendiri.
Judi Online dan Wajah Kehidupan Nyata
Fenomena judi online tiga togel bukan hanya sekadar angka dan situs. Di baliknya, ada kisah-kisah nyata yang menyentuh hati. Banyak keluarga kehilangan kestabilan ekonomi akibat salah satu anggota terjebak dalam praktik ini. Ada yang rela menjual barang berharga, meminjam dana dari pinjaman online, bahkan kehilangan pekerjaan karena stres berat.
“Yang paling miris adalah anak-anak ikut terlibat. Entah karena rasa penasaran, atau tertarik dengan iklan dan tawaran hadiah instan yang sering muncul di media sosial,” tutur Budi.
Mengapa Judi Online TIGATOGEL Semakin Marak?
Pakar ekonomi dari Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa faktor kemudahan akses dan kondisi ekonomi menjadi dua sisi yang mendorong tingginya minat terhadap judi online.
“Dari sisi supply, judi online menawarkan kemudahan—bisa dilakukan secara diam-diam, modal kecil, dan selalu tersedia. Dari sisi demand, masyarakat kita sedang dalam tekanan ekonomi, sehingga lebih berani mengambil risiko untuk mencari uang cepat,” jelasnya.
Hal serupa disampaikan Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda. Menurutnya, himpitan ekonomi, gaji rendah, harga kebutuhan pokok yang meroket, dan PHK menjadi alasan utama orang nekat menjajal judi online tiga togel sebagai ‘solusi cepat’.
Jalan Keluar: Pendidikan Digital dan Kesadaran Kolektif
Melihat situasi ini, langkah represif saja tidak cukup. Pemerintah perlu membangun sistem edukasi digital yang lebih kuat, memperbaiki kondisi ekonomi, dan menciptakan regulasi yang menyentuh akar persoalan.
“Literasi digital dan keuangan kita masih rendah. Harus ada pendekatan yang manusiawi dan preventif. Bukan hanya blokir-blokir, tapi juga edukasi dan pemutusan akses informasi dari awal,” tegas Nailul.
Kominfo sendiri kini terus menggencarkan kampanye anti-judi online, bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan tokoh masyarakat untuk menyadarkan publik akan bahaya dan dampaknya.
Penutup: Jangan Biarkan Generasi Muda Terlena
Indonesia bukan hanya darurat karena angka, tapi darurat karena masa depan generasi muda yang dipertaruhkan. Judi online merusak secara perlahan tapi pasti. Harus ada empati dan kesadaran bersama untuk memutus rantai ini.
Seperti kata Budi Arie, “Jangan pernah anggap remeh. Satu klik hari ini bisa jadi awal dari kehilangan banyak hal esok hari.”