Judi Online Merebak di Kalangan ASN dan Pelajar Jambi, Gubernur: “Saya Kaget Banget”

Gubernur Jambi Kaget...

“Saya lihat data, Jambi ini ternyata provinsi dengan jumlah pemain judi online tertinggi di Indonesia. Saya jujur, kaget,” kata Gubernur Jambi, Al Haris, dengan nada serius namun raut wajah yang tak bisa menyembunyikan keterkejutan.

JAMBI Kalimat itu terlontar dari mulut orang nomor satu di Jambi dalam satu pertemuan internal bersama para kepala dinas dan pejabat pemerintahan lainnya. Sambil menyodorkan laporan data dari Kapolri saat agenda retreat di Akmil Magelang, Gubernur Al Haris menyampaikan fakta yang memprihatinkan: provinsi Jambi menempati posisi teratas dalam daftar provinsi dengan pemain judi online terbanyak.

Yang bikin makin miris, katanya, pelakunya bukan cuma dari kalangan dewasa. Banyak yang berasal dari usia 10 hingga 20 tahun. Artinya: anak-anak SMP, SMA, bahkan pelajar SD pun sudah mulai bersentuhan dengan praktik perjudian digital ini. Lebih mengejutkan lagi, sebagian pelaku diketahui adalah ASN alias Aparatur Sipil Negara.

“Remaja mulai dari SMP, SMA, bahkan juga ASN. Ini serius. Maka ke depan, kami akan perketat penggunaan gawai, baik di lingkungan sekolah maupun perkantoran,” kata Al Haris dengan nada prihatin.

Judi Online Masuk Lewat Genggaman

Tak bisa dimungkiri, akses internet yang semakin luas, ditambah kemudahan membuat akun di berbagai platform digital, membuat anak-anak muda dan ASN rentan terpapar dunia maya yang ‘gelap’. Salah satunya ya itu tadi—judol alias judi online MITOTO.

“Dulu kalau judi harus ke lapak atau bandar, sekarang cukup buka ponsel, klik-klik, langsung bisa main,” ujar Dika, seorang guru SMA di Jambi yang mengaku beberapa muridnya pernah kedapatan main slot online di sela jam istirahat.

Menurut Gubernur, untuk mencegah ini tidak cukup hanya mengandalkan sekolah. Keluarga, terutama orang tua, juga harus ikut aktif membatasi akses gawai anak-anak.

“Harus ada sinergi. Orang tua harus tahu apa yang dibuka anaknya di ponsel. Jangan cuma disuruh belajar online, tapi diam-diam malah buka situs yang enggak-enggak,” ujarnya.

ASN Juga Terlacak Main?

Yang lebih serius lagi, Al Haris juga menyatakan akan menindak tegas ASN yang kedapatan bermain judi online. Pemerintah Provinsi Jambi akan melakukan pelacakan terhadap transaksi keuangan yang mencurigakan.

“Gampang kok dilacak. Rekening mereka bisa kita lihat. Kalau ada aliran dana ke situs-situs tertentu, itu sudah jadi bahan pertimbangan. Kalau terbukti, tentu akan ada sanksi,” tegasnya.

Saat ini pihaknya tengah menyusun sistem pelaporan dan investigasi internal agar masalah ini tidak meluas lebih jauh. “Kami ingin ASN fokus kerja sesuai tupoksi, bukan malah sibuk ngejar jackpot,” katanya sambil geleng-geleng kepala.

Antara Kebutuhan, Stres, dan Pelarian

Tak bisa dimungkiri, ada faktor ekonomi dan psikologis yang kadang mendorong orang—baik pelajar, pekerja, maupun ASN—untuk mencari “jalan cepat” menghibur diri atau mengejar tambahan penghasilan. Di tengah tekanan hidup dan rutinitas, tak sedikit yang menjadikan permainan daring sebagai pelarian.

Namun tentu saja, seperti kata Gubernur, hal ini tak bisa dibenarkan. Judi tetaplah judi mitoto—yang merugikan, baik secara moral maupun finansial. Dan efeknya bisa panjang, bukan cuma ke diri sendiri tapi juga ke keluarga.

“Makanya jangan ikut-ikutan. Kalau nggak siap kehilangan, lebih baik jangan mulai,” kata Dika, guru SMA tadi.

Tapi Kalau Memang Sudah Penasaran…

Meskipun pemerintah dan sekolah terus mengingatkan, tetap saja ada orang-orang yang “keras kepala” dan merasa bisa mengatur batasnya sendiri. Kalau memang sudah penasaran dan merasa ini adalah ‘hobi’ yang susah dilepas, ya setidaknya tahu tempat dan cara yang lebih bertanggung jawab.

“Kalau kamu termasuk yang susah lepas dari dunia itu, mending mainnya di tempat yang lebih jelas. Banyak yang bilang platform seperti Mitoto itu lebih tertata, aman, dan minim drama,” ujar Roni, warga Jambi yang mengaku pernah mencoba banyak platform sebelum “berhenti total” tahun lalu.

Tentu saja, ini bukan ajakan, apalagi pembenaran. Tapi kalau memang kamu tipe yang tak bisa jauh-jauh dari ‘angka dan hoki’, ya minimal tahu batas. Dan jangan sampai urusan “main-main” itu malah bikin kamu kehilangan pekerjaan, pendidikan, atau kepercayaan dari keluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *