Gubernur Al Haris: Judi “Online” Wabah Berbahaya yang Ancam Masa Depan Jambi

Gubernur Jambi Al Haris saat berada di rumah dinas Gubernur Jambi

Halo warga Indonesia! Yuk, ngobrol sebentar soal sesuatu yang kelihatannya sepele, tapi diam-diam bisa jadi ancaman besar — apalagi buat anak-anak muda zaman sekarang.

Gubernur Jambi Al Haris saat berada di rumah dinas Gubernur Jambi


Judi Online Merambah Jambi: Di Balik Cuan Cepat, Ada Ancaman yang Diam-Diam Menggerogoti Masa Depan

Jambi, Kompas.com – Di balik layar ponsel, diam-diam ada yang terus tumbuh dan menjalar cepat: judi online. Bagi sebagian orang, itu terlihat seperti peluang. Sebuah jalan pintas yang menjanjikan uang dalam waktu cepat, cukup dengan beberapa klik dan sedikit keberuntungan. Salah satu platform yang belakangan ini ramai dibicarakan adalah Chu Togel, situs judi online yang disebut-sebut menguntungkan—setidaknya di awal.

Beberapa pengguna mengaku bisa meraih keuntungan jutaan rupiah hanya dalam sehari bermain. Apalagi untuk pemain baru, promosi dan bonus awal kerap dijadikan umpan manis. Tapi seperti gula yang menggoda semut, tak sedikit yang akhirnya terjebak. Dan jebakan itu, sayangnya, bukan hanya persoalan kehilangan uang, tapi lebih jauh: hancurnya waktu, konsentrasi, kepercayaan diri, bahkan masa depan.

Fenomena inilah yang membuat Gubernur Jambi, Al Haris, merasa perlu angkat bicara. Dalam pernyataannya pada Rabu (9/4/2025) di kantor gubernur, ia menyebut praktik judi online sebagai wabah berbahaya yang mengancam masyarakat, khususnya generasi muda di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.

“Ini bukan soal main-main. Judi online ini sudah mewabah dan menjadi ancaman serius bagi kehidupan sosial masyarakat, khususnya masa depan anak-anak muda Jambi,” ujar Al Haris dengan wajah serius, namun nada bicaranya lembut dan terbuka.

Dari Iseng Jadi Candu

Di permukaan, judi online memang tampak tak berbahaya. Tidak seperti narkoba atau tindak kriminal lainnya yang langsung terlihat dan tercium dampaknya. Namun justru di situlah bahayanya: ia halus, senyap, dan menghanyutkan.

“Awalnya cuma iseng, Kak,” cerita D, seorang mahasiswa semester lima di Jambi yang sempat kecanduan bermain togel online. “Teman yang kenalin, katanya gampang dapet uang. Pas coba, benar sih, dua kali menang. Tapi habis itu malah terus kalah. Sampai pinjam uang kuliah.”

Pengalaman D bukan satu-satunya. Banyak pelajar dan mahasiswa yang mulai coba-coba bermain karena pengaruh lingkungan atau sekadar ingin merasakan sensasi ‘beruntung’. Tak jarang, kekalahan beruntun membuat mereka nekat—menggadaikan barang, meminjam ke teman, bahkan terjerat pinjaman online.

Ironisnya, sebagian besar dari mereka tidak merasa sedang melakukan kesalahan besar. Judi online kini tampil dalam kemasan yang “modern”, tanpa harus pergi ke tempat khusus, tanpa interaksi mencurigakan. Cukup duduk di rumah, buka browser, dan bermain. Semudah itu.

Kasus-Kasus yang Mencuat

Yang paling menyita perhatian adalah kasus mantan pegawai bank di Belitung yang menggelapkan dana nasabah sebesar Rp 3,1 miliar. Uang itu, menurut penyidikan, digunakan untuk menutupi kekalahan judi online. Meski kejadian itu terjadi di luar Jambi, tapi gema dan dampaknya terasa luas.

Gubernur Al Haris tak ingin kejadian seperti itu terjadi di wilayahnya. “Kalau kita biarkan ini, bukan tidak mungkin satu per satu anak muda kita akan kehilangan arah. Mereka bisa rusak bukan karena tak punya potensi, tapi karena tergelincir oleh permainan yang seolah-olah memberi harapan cepat kaya,” tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut terlibat. Pemerintah daerah, aparat keamanan, tokoh masyarakat, pemuka agama, hingga para orangtua diminta bersinergi dalam upaya pencegahan.

Peran Orangtua: Tak Cukup Lagi Sekadar Menafkahi

Salah satu fokus perhatian Gubernur adalah keterlibatan keluarga, terutama orangtua. Di zaman serba digital ini, mengawasi anak bukan berarti melarang mereka pegang ponsel, tapi hadir dalam keseharian mereka—mendengar, bertanya, dan peduli.

“Sekarang bukan zamannya orangtua cuma sibuk kerja tanpa tahu anaknya ngapain. Orangtua harus hadir, harus tahu apa yang anak-anak tonton, apa yang mereka mainkan, dengan siapa mereka bergaul,” ujar Al Haris.

Ia menekankan pentingnya membangun komunikasi terbuka di dalam rumah. Banyak anak muda terjerumus ke judi online karena merasa tidak punya tempat curhat, tidak punya sosok yang bisa diajak bicara saat stres atau saat uang jajan menipis.

Solusi Tak Cukup Hanya Memblokir Situs

Upaya memblokir situs judi memang dilakukan, tapi Gubernur menyadari langkah itu tidak cukup. Dunia digital selalu menemukan celah. Begitu satu situs ditutup, puluhan lainnya bisa muncul dengan nama baru.

Maka dari itu, menurutnya, pendekatan yang lebih menyentuh sisi manusia harus dikedepankan. Edukasi tentang literasi digital, penguatan mental anak muda, dan penciptaan ruang-ruang aman untuk berdiskusi menjadi hal yang tidak kalah penting.

“Kita harus bantu anak-anak kita memahami: tidak semua yang instan itu baik. Kaya mendadak itu seringkali hanya ilusi. Dan judi, bagaimanapun bentuknya, selalu merugikan dalam jangka panjang,” katanya dengan penuh penekanan.

Masa Depan yang Dipertaruhkan

Judi online bukan hanya sekadar permasalahan individu. Jika dibiarkan, dampaknya bisa menjadi sistemik. Anak muda yang seharusnya menjadi motor penggerak pembangunan daerah, justru bisa menjadi beban sosial. Bukan karena mereka malas atau bodoh, tapi karena mereka terperangkap dalam sistem yang membius mereka perlahan-lahan.

“Kalau generasi muda hari ini rusak, siapa yang akan memimpin Jambi ke depan? Kita tidak bisa tinggal diam,” ucap Al Haris.

Langkah awal memang dimulai dari kesadaran. Masyarakat perlu sadar bahwa ini bukan masalah satu-dua orang. Ini masalah bersama. Dan seperti halnya wabah, hanya bisa dihentikan jika semua ikut bergerak.

Kita Bisa Mulai dari Rumah

Kadang kita berpikir, apa sih yang bisa kita lakukan? Jawabannya sederhana: mulai dari rumah. Ngobrol sama anak, sama adik, sama keponakan. Tanyakan kabarnya, tanyakan apa yang sedang ia mainkan di ponselnya. Tunjukkan bahwa mereka punya tempat aman untuk berbicara. Karena mencegah lebih baik daripada memperbaiki yang sudah rusak.

Chu Togel dan situs judi lainnya mungkin tampak menguntungkan di awal, tapi di baliknya ada risiko besar yang tidak selalu bisa kita perbaiki setelah terlambat. Jika kamu merasa ada teman atau keluarga yang mulai terjerumus, ajak bicara. Bukan untuk menghakimi, tapi untuk memahami.

Dan kalau kamu sendiri sedang dalam lingkaran itu, percayalah, kamu tidak sendiri. Masih ada jalan keluar. Masih ada masa depan yang bisa kamu bangun—tanpa harus bertaruh di atas angka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *